Sabtu, 05 Juni 2010


A. Manfaat herbarium :
1) Sebagai alat peraga dalam kegiatan pembelajaran.
2) Sebagai media penelitian.
3) Sebagai alat bantu identifikasi.
4) Dapat digunakan untuk pertukaran herbarium antar daerah dan negara.
5) Sebagai bukti adanya keanekaragaman.
6) Sebagai specimen acuan untuk mempublikasikan specimen baru.

B. Macam herbarium ;
a) Herbarium kering
b) Awetan basah
C. Dalam pembuatan herbarium kering ada 5 tahap utama, yaitu:

1. Pengeringan dan Pengepresan
a) Tujuan dilakukannya pengeringan adalah untuk mengeringkan spesies agar tidak membusuk dan awet dipakai untuk identifikasi selanjutnya. Selain mengeringkan, tahap ini juga bertujuan untuk menata specimen secara rapi agar memudahkan tahap-tahap selanjutnya.
b) Alat dan bahan : Spesimen, kertas Koran, sasak kayu atau bambu, seng, kertas kardus, tali yang kuat, oven atau dijemur di bawah terik matahari.
c) Cara kerja :
- Setelah pengkoleksian specimen dari lapangan, tanaman yang baru saja diambil, langsung direndam kedalam larutan alcohol 70 % atau 90 % (jika specimen mudah rusak).
- Untuk mengurangi kadar alcohol setelah perendaman, maka specimen diletakkan dalam kertas Koran agar alcohol meresap ke dalam kertas Koran.
- Menata specimen- spesimen pada sasak dengan urutan : sasak, seng, kertas Koran, specimen, kertas Koran, seng, dan selanjutnya hingga 5 – 8 tumpukan.
- Mengikat tumpukan tersebut dengan tali yang kuat.
- Memasukkannya kedalam oven.
Note :
- lama pengeringan tergantung jenis specimen.
- pada specimen buah, tidak perlu dilakukakan pengepresan dengan sasak, cukup dimasukkan langsung dalam oven.
- pengeringan dalam oven dapat diganti dengan penjemuran dibawah terik matahari (namun memakan waktu lama).
- dalam penataan specimen harus mamperhatikan penataan daun (harus memperlihatkan permukaan bawah dan atas daun).
- Sebelum tahap ini, sebaiknya dilakukan tahap pembunuhan kuman penyakit dan hama.

2. Identifikasi
a) Tujuan : mengetahui cirri-ciri suatu tanaman.
b) Alat dan bahan : herbarium, buku pedoman identifikasi, pembanding specimen yang sudah ada.
c) Cara kerja :
- mengamati secara jeli karakter dan habitus herbarium.
- membandingkan specimen yang sudah ada.
Note : tanaman yang telah kering akan kehilangan warnanya, jadi sebelum dikeringkan sebaiknya mencatat karakter-karakter yang akan hilang setelah pengeringan, bila perlu diambil fotonya.

3. Mounting dan Remounting
a) Tujuan : menempelkan specimen kering pada alas kertas dan melabeli specimen (mounting). Memperbaiki herbarium yang alas kertasnya sudah hampir rusak termakan usia (Remounting).
b) Alat dan bahan : kertas anti asam, specimen kering, soldier, kertas isolasi, kertas label, jarum dan benang, map, cutter (remounting).
c) Cara kerja :
- Meletakkan specimen pada kertas anti asam dengan rapi.
- Menjahit batang pada kertas anti asam dengan jarum dan benang.
- Merekatkan daun dengan soldier panas dan kertas isolasi.
- Menempelkan label yang telah diberi keterangan pada sudut kanan bawah (yang direkatkan hanya sisi kanan label saja, tidak seluruhnya).
- Memempelkan amplop (berisi biji spesimen) pada ruang kosong yang tersisa.
- Pada remounting, melepaskan specimen dari alasnya, jika specimen susah diambil karna terlalu rekat, dapat dilakukan dengan cara memotong specimen beserta alasnya sesuai pola specimen dengan cutter.
- Selanjutnya sama dengan langkah - langkah mounting.
Note : Saat penggantian kertas label baru pada remounting, kertas label lama tidak dibuang namun disusun bersama dengan kertas label baru berurutan dari bawah keatas.

4. Pelukisan specimen
a) Tujuan : mempublikasi, mendukomentasi herbarium dan juga sebagai referensi.
b) Alat dan bahan : kerta karton, jangka, pensil, cat air, kuas, maping pen.
c) Cara kerja :
- Mengamati secara detail karakter dan habitus specimen.
- Menyeketsa specimen dengan pensil
- Menebalkannnya dengan maping pen.
- Memberi warna dengan cat air, sesuai warna asli.
Note :
- Dalam pelukisan, ukuran gambar specimen harus sama dengan ukuran specimen asli, Jika pelukisan salah satu karakter terlalu kecil, dapat menggunakan skala perbesaran.
- pelukisan harus dilakukan secara detail dan lengkap, misalnya melukis bagian bunga harus sampai menunjukka bagian benang sari dan putiknya, jika batang dan daun berambut harus ditampakkan karakter tersebut.

5. Penyimpanan
Penyimapan ditempat yang bersuhu 18⁰C dan kelembapan 50 %, penyimpanan dilakukan sesuai huruf abjad specimen dan lokasi ditemukanya. Jika melakukan pengoleksian specimen yang pertama kali ditemukan, harus menggunakan map yang bergaris merah, namun jika tidak, map yang digunakan adalah map yang tidak bergaris (putih polos)

D. Awetan basah
Dalam pembuatan awetan basah, pengawetan dilakukan dengan cara merendam specimen dalam larutan Alkohol 70 % atau 90 % (jka specimen mudah rusak), kemudian ditutup rapat. Kelemahan dari awetan basah adalah warna specimen akan hilang dan juga harus dilakukannya penggantian alcohol selama beberapa tahun sekali (tergantung sifat specimen) jika warna alcohol telah berubah menjadi hitam.

E. Ciri cirri hebarium yang baik:
- Lengkap organ- organnya, sehat bebas dari hama dan penyakit

Semoga wacana ini bermanfaat, dan penulis menyadari masih bnayak kekurangan dalam penulisan wacana ini, jadi mohon kritikannya.


Reference :
Kunjungan langsung ke Herbarium LIPI Bogor

Senin, 15 Maret 2010

Heteromorfisme pada Kalanchoe pinnata (Cocor Bebek)


Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Resales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Jenis : Kalanchoe pinnata .Pers

A.MORFOLOGI :

Daun : berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit, banyak mengandung air,
bentuk daunnya lonjong atau bundar panjang, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5-15 cm,
ujung daun tumpul, pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau sampai
hijau keabu-abuan. . Daun tunggal atau kelihatan seolah-olah berbilang 3 atau menyirip
berdaun 5. Daun atau tajunya memanjang atau oval, dengan ujung yang tumpul, beringgit
atau beringgit rangkap.
Batang : segi empat, lunak, beruas, warna hijau. Batang segi empat tumpul atau
hampir membulat.
Bunga : bentuk malai, mahkota bentuk corong warna merah. Kelopak berdaun lekat, berbilang empat. Tangkai putik panjang. Helaian sisk segi empat. Benang sari 8, dalam dua lingkaran.
Buah : kotak, warna ungu bernoda putih. buah silindris, melembung, 1,5- 4cm
panjangnya, taju pendek.

B.ANATOMI
:

Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas yang terdiri
dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata sedikit.
Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula
tipis, stomata lebih banyak daripada epidermis atas. Di dalam mesofil tidak terdapat
jaringan palisade, jaringan bunga karang terdiri dari sel-sel yang besar hampir bundar,
berisi lender, terdapat sedikit hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Pada tulang
daun terdapat pembuluh tipe kolateral, pada bagian bawah berkas pembuluh terdapat
beberapa lapis jaringan kolenkim, pada bagian bawah tulang daun terdapat 1 sampai 2
lapis jaringan kolenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas dan epidermis
bawah berebtuk polygonal, dinding sedikit berombak, stomata tipe anomositik.
Serbuk berwarna hijau kotor keabu-abuan. Epidermis bawah dinding sedikit bergelom-
bang dengan stomata lebih banyak, berkas pembuluh xylem dengan penebalan tangga dan spiral.

C.Heteromorfisme

Cocor bebek memiliki perkembangan daun yang unik, saat masih muda cocor bebek hanya memiliki daun tunggal. Namun setelah tumbuhan ini tumbuh dewasa, daun tunggal digantikan perannya oleh daun majemuk menjari berbilang tiga, kadang juga di jumpai daun mejemuk berbilangan lima. Perubahan bentuk ini terjadi karena adanya gen yang mengatur pembentukan daun cocor bebek. Iklim tidak mempengaruhi perubahan bentuk daun, walaupun cocor bebek ditempatkan pada dua tempat yang jauh berbeda, perkembangan daunnya masih tetap sama (muda-tunggal, tua-majemuk). Jadi hal ini disebabkan oleh faktor genetis.

D.Keunikan Cocor Bebek

Cocor bebek memiliki keunikan pada daunnya, saat daun masih muda dia nampak seperti daun biasa yaitu tepi beringgit, tebal dan basah, bila daun semakin tua warnanya akan semakin hitam. Namun setelah daun ini dewasa / tua lama-kelamaan daun ini akan kehilangan suplai nutrisi dari tumbuhan induknya, dan kemudian akan membentuk tunas adventif. Tunas adventif atau tunas liar adalah tunas yang tidak tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh membentuk individu baru. Tunas yang tumbuh didaun disebut dengan tunas daun. Tunas tersebut dapat membentuk daun dan akar sehingga seperti tumbuhan kecil yang menempel pada tumbuhan.

E.Proses terbentuknya tunas daun.

Syarat terjadinya tunas daun, tumbuhan tersebut harus memiliki jaringan meristem pada tepi daunnya. Adanya jaringan meristem pada tepi daun tergantung pada gen tumbuhan tersebut. Saat daun sudah tidak mendapat suplai makanan dari induknya, dia akan tumbuh secara mandiri dengan membentuk tunas daun. Mula-mula daun melakukan imbibisi (menyerap air sebanyak-banyaknya), kemudian jaringan meristem yang ada di tepi daun aktif membelah, kearah bawah membentuk akar untuk mennyerap nutrisi , sedang kearah atas membentuk daun dan batang. Kemudian akan tumbuh menjadi individu baru, yang siap dipisahkan dari daun induknya.

Kamis, 04 Maret 2010

Logiskah Santet Itu ?

Sebelum anda dapat menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu saya akan memperkenalkan “hado” kepada anda. Untuk memahami “hado” ada 3 prinsip yaitu :
a) Frekuensi
Maksudnya adalah setiap benda yang diciptakan, mempunyai getaran tersendiri, tak terkecuali benda mati. Alam ini pun mempunyai getaran yang dapat kita rasakan.
b) Resonansi
Seperti halnya 2 garpu tala yang mempunyai frekensi yang sama. Bila garpu tala A1 digetarkan maka garpu tala A2 juga ikut bergetar. Begitu juga dengan kisah cinta manusia, jika kita sungguh-sungguh mencintai seseorang, kita harus memperkuat getaran cinta kita agar dia yang kita cintai dapat merasakan getaran cinta kita. Tapi bila orang yang kita harapkan untuk mencintai kita tidak mempunyai frekuensi cinta yang sama, alhasil cinta bertepuk sebelah tangan.
c) Kemiripan
Hal-hal yang kecil merupakan gambaran dari hal-hal yang besar. Misalnya elektron-elektron yang mengelilingi inti atom mirip dengan planet-planet yang mengelilingi matahari. Atau jangan-jangan sebenarnya tata surya itu mirip dengan atom-atom yang berkumpul membentuk suatu benda, dengan galaksi-galaksi sebagai atomya (hipotesa).
Di jepang “hado” sangat terkenal untuk teknik pengobatan. Di zaman dahulu, Nabi pun telah memanfaatkannya sebagai alternative pengobatan yaitu dengan membacakan doa pada segelas air dan meminumkannya pada penderita. Saat ini Masaru Emoto telah membuktikan kelogisan dari teknik “hado”, dengan mengadakan penelitian yang menggunakan media air. Dia mencoba memotret Kristal-kristal air, yang diberi perlakuan berbeda, yaitu dengan mengucapkan kata-kata positif atau negative, maka air akan merespon kata-kata ini. Bila diucapkan kata positif, maka air akan membentuk Kristal yang indah, begitu juga sebaliknya. Jadi kesimpulnnya jika kita menyalurkan energy negative atau positif pada makhluk(mati maupun hidup), maka makhluk tersebut akan menyalurkannya pada makhluk lain.

Jawaban Logis dari Santet


Biasanya santet dilakukan dengan menggunakan benda-benda milik orang yang akan disantet. Misalnya saja darah dan foto, darah dan foto adalah suatu benda, tentu saja benda ini memiliki frekuensi yang sama dengan pemiliknya, dan benda-beda ini merupakan cerminan dari pemiliknya. Sehingga bila ada seseorang yang mengirimkan energy negative pada benda-benda tersebut , energy ini akan beresonansi pada pemiliknya, yang menyebabkan Si pemilik merasakan energy negative tersebut.

Cerita unik lain tentang “Hado”
Darah merupakan cerminan kecil dari pemiliknya. Ada seorang dokter hebat yang dapat membaca kondisi pasiennya hanya dengan membaca kondisi darah pasien tersebut. Dan uniknya dia dapat melihat perubahan kondisi kesehatan pasiennya setelah 3 tahun pengambilan darah. Jadi seumpama 3 tahun yang lalu pasien menderita suatu penyakit, dan sekarang dia telah sembuh, dokter dapat membaca kondisi ini dari darah pasien. Tanpa melihat langsung pasien tersebut.
Ada seorang penduduk jepang yang melihat foto pendaki ternama, dan dia merasakan bahwa pendaki yang dilihatnya dalam foto telah mati. Beberapa hari kemudian, dia mendengar kabar bahwa pendaki ternama itu telah hilang beberapa hari daalm pendakian.

SARAN
Dalam diri kita tersimpan suatu energy positif dan negative, karna dari itulah kita harus menyalurkan energy positif (sifat-sifat terpuji) pada orang lain dengan memperbaiki hati kita.
Alam dapat tersenyum kepada kita, jika kita tersenyum pada alam.

Sumber bacaan :
Emoto,Masaru.2006.The Secret Love Of Water.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Senin, 08 Februari 2010

Menguak Kelemahan Pembelajaran di Balik Topeng Kemajuan Pendidikan

Pada dasarnya guru adalah inti dari pembangunan, karena guru berperan sebagai pencetak generasi bangsa yang akan membangun bangsa menjadi lebih baik. Nasib bangsa yang akan datang sudah tentu tergantung pada kualitas generasi muda saat ini. Sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa kualitas SDM suatu negara ditentukan oleh kualitas pendidkan negara tersebut. Dan kualitas siswa ditentukan oleh kualitas pembelajaran guru.

Fakta yang ditemukan dewasa ini, kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan, baik dari sikap pelajar yang banyak menimbulkan kenakalan remaja dan dari segi akademis. Hal ini disebabkan karena kualitas pembelajaran dan pengajaran yang diterapkan guru tidak mempunyai makna yang berarti bagi peningkatan mutu pelajar. Sistem pembelajaran yang monoton dan statis memicu siswa merasa dirinya terkekang oleh penjara sekolah, sehingga mereka memberontak dan melakukan kenakalan remaja, karena mereka seakan dipaksa untuk mempelajari hal yang tidak mereka minati dan terpaksa menghafal materi pelajaran.

Berbagai metode pembelajaran telah diciptakan untuk mengatasi kebosanan dan berusaha menggugah motivasi belajar siswa. Mulai dari Lazy Learning, Cooperative Learning, sampai Quantum teaching. Untuk mensosialisasikan metode-metode ini, pemerintah telah menyelenggarakan berbagai panataran untuk guru guna meningkatkan kualitas guru. Namun sayangnya setelah mengikuti penataran, cara mengajar guru belum juga berubah. Mereka masih canggung dalam mengubah gaya mengajar mereka bahkan ada yang massa bodoh, melakukan penataran hanya untuk syarat sertifikasi atau kenaikan pangkat. Walaupun kurikulum telah resmi diubah dari CBSA menjadi KBK dan selanjutnnya KTSP, dimana CBSA menitik beratkan pada pembelajaran Teacher Center, Sedangkan KTSP menitik beratkan pada Student Center, yang menuntut siswa lebih aktif,kreatif dan mandiri, tetapi masih banyak guru memanjakan siswannya dengan metode ceramah. Dan hal ini akan membuat siswa cenderung hanya mengenal dunia kelas, buku, dan semata-mata hanya teori saja. Teori memang penting, tetapi ilmu yang hebat adalah ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Saat siswa dihadapkan pada masyarakat atau dunia nyata seakan-akan siswa kembali ke nol, karena mereka tidak mampu menerapkan ilmu yang mereka dapat.

Kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran dan Pengajaran

Secara konsep, sistem pendidikan di Indonesia selangkah lebih maju, langkah-langkahnya pun telah terstruktur dengan jelas. Guru telah mendapatkan teori yang matang dalam mengajar, namun kebanyakan guru lebih suka menerapkan Teacher Center, karena metode ini dianggap lebih praktis dan lebih hemat waktu, metode ini pun tidak banyak memerlukan kreatifitas guru dalam mengolah kelas, dampaknya siswa akan lebih pasif. Berbeda dengan Student Center, di sini guru dituntut menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan tepat, menyesuaikan materi pelajaran yang disampaikan, sehingga dapat menjadikan siswa lebih mandiri dan kreatif.

Untuk mendorong siswa agar dapat mengaplikasikan ilmu, maka diadakan praktikum, sayangnya penerapan metode ini tidak efektif, karena siswa masih saja bergantung pada guru, mereka cenderung seperti robot, tidak dapat berfikir secara mandiri untuk mengadakan suatu praktikum, hanya menjalankan perintah dari guru, dan kebanyakan siswa melakukan analisis hanya copy paste dari buku bukan buah karya pikiran mereka. Seyognnya guru hanya memancing dan memberi informasi yang penting saja, sehingga memberi kesempatan siswa untuk berfikir cerdas.

Yang perlu diperhatikan dalam pendidikan, bukan masalah akademis saja, tetapi juga masalah kepribadian, sosial, dan agama. Untuk itu guru dituntut mempunyai empat potensi, yaitu profesionalisme, social, pribadi, dan paedagogik. Tetapi masih ada saja guru yang berperilaku tidak etis. Ada juga guru yang mempunyai kemampuan akademis tinggi, tetapi ia tidak pandai dalam mengajar, sehingga siswa sulit memahami apa yang diajarkan guru tersebut. Hal ini terjadi karena guru tidak paham akan kondisi psikologis siswa, dan kebanyakan guru yang seperti ini belum mendapat bimbingan paedagogik. Maka diharapkan sekali seorang guru harus berasal dari lembaga pendidkan pencetak guru. Sebelum kita menutut siswa kita harus menuntut guru terlebih dahulu, karena Bagaimana bisa kualitas siswa akan meningkat jika kualitas guru masih dibawah ? Dan bagaimana bisa kita menuntut siswa agar dapat mengaplikasikan ilmunya, sedangkan guru belum bisa menerapkan teori pembelajaran yang baik ?

Kenapa Tumbuhan Lebih Tahan Terhadap Kanker ?

Bayangkan saja jika manusia setiap hari terpanggang oleh panasnya sinar matahari. Pasti lama- kelamaan manusia tersebut akan menderita kanker kulit. Namun berbeda dengan tumbuhan yang setiap hari terpanggang dan membutuhkan sinar matahari untuk mempertahankan hidupnya, yaitu dengan melaksanakan proses fotosintesis di bawah sinar matahari. Lalu apakah sel-sel tumbuhan tidak teradiasi oleh sengatan sinar matahari ? Peluang terjadinya hal ini sangatlah kecil, karena Allah telah menciptakan pelindung yang kuat untuk menahan itu semua pada tubuh tanaman. Pelindung alami itu disebut pigmen. Pigmen adalah tabir surya tanaman.
Dalam dunia tumbuhan, menurut jumlahnya, terdapat 2 golongan pigmen besar, yaitu :
a.Karetenoid
Karetenoid menyebabkan warna buah, akar, dan bagian lain dari tumbuhan berwarna kuning sampai orange. Contoh warna pada wortel, jeruk, papaya, dan lain-lain.Karetenoid pada tumbuhan bisa ditemukan dalam bentuk β-karoten, α-karoten, dll.
b.Anthocyanin
Pigmen ini menyebabkan tumbuhan berwarna merah sampai ungu bahkan biru. Pucat atau cerahnya suatu warna tergantung konsentrasi pigmen yang dikandung oleh tumbuhan tersebut. Misalnya : kandungan anthocyanin pada terong lebih tinggi dibanding buah apel, yang menyebabkan terong berwarna ungu, karena mengandung konsentrasi anthocyanin yang tinggi.
Dalam tubuh tanaman selalu terjadi reaksi metabolisme, sebagai contoh reaksi fotosintesis, disamping menghasilkan amylum, reaksi ini juga menghasilkan radikal bebas yaitu O2 yang tidak stabil. Sinar matahari pun dapat menjadi ancaman bagi tubuh tumbuhan itu sendiri. Maka dari itu tumbuhan memerlukan dan menghasilkan “phytochemical” untuk melindungi tubuhnya.

Fungsi Phytochemical
Phytochemical sangat penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, yang mempunnyai fungsi :
1.Menghasilkan aroma yang khas pada tumbuhan, yang berfungsi menarik serangga.
2.Sebagai antioksidan tumbuhan itu sendiri.
3.Melindungi dari hama dan penyakit.
Disamping untuk melindungi tanaman, phytochemical juga mempunyai manfaat penting bagi manusia, yaitu sebagai antioksidan alami. Dalam tubuh manusia selalu mengadakan reaksi metabolisme (contoh : reaksi respirasi sel) yang membutuhkan O2 . O2 yang tidak tabil akan mengganggu senyawa-senyawa yang ada di sel tubuh, bahkan dapat merusak DNA. Dan disinilah peran antioksidan untuk menstabilakan O2 yang tidak stabil.

Dari wacana di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa tumbuhan mempunyai ketahanan yang lebih terhadap kanker daripada manusia dan hewan. Oleh karena itu banyak manusia memanfaatkan tumbuhan tertentu sebagai sumber antioksidan, karena tumbuhanlah penghasil dan sumber antioksidan alami.

Mohon kritikan dari saudara pembaca tentang artikel ini dan teriama kasih telah mau berpartiasipasi.

Referance : you can learn more at
Joseph, James A.dkk.2008.Diet Sehat dengan Kode Warna Makanan. :PT. Mizan Publika

Kamis, 04 Februari 2010