Senin, 15 Maret 2010

Heteromorfisme pada Kalanchoe pinnata (Cocor Bebek)


Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Resales
Famili : Crassulaceae
Genus : Kalanchoe
Jenis : Kalanchoe pinnata .Pers

A.MORFOLOGI :

Daun : berbatang basah, daun tebal pinggir beringgit, banyak mengandung air,
bentuk daunnya lonjong atau bundar panjang, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5-15 cm,
ujung daun tumpul, pangkal membundar, permukaan daun gundul, warna hijau sampai
hijau keabu-abuan. . Daun tunggal atau kelihatan seolah-olah berbilang 3 atau menyirip
berdaun 5. Daun atau tajunya memanjang atau oval, dengan ujung yang tumpul, beringgit
atau beringgit rangkap.
Batang : segi empat, lunak, beruas, warna hijau. Batang segi empat tumpul atau
hampir membulat.
Bunga : bentuk malai, mahkota bentuk corong warna merah. Kelopak berdaun lekat, berbilang empat. Tangkai putik panjang. Helaian sisk segi empat. Benang sari 8, dalam dua lingkaran.
Buah : kotak, warna ungu bernoda putih. buah silindris, melembung, 1,5- 4cm
panjangnya, taju pendek.

B.ANATOMI
:

Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas yang terdiri
dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, stomata sedikit.
Epidermis bawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula
tipis, stomata lebih banyak daripada epidermis atas. Di dalam mesofil tidak terdapat
jaringan palisade, jaringan bunga karang terdiri dari sel-sel yang besar hampir bundar,
berisi lender, terdapat sedikit hablur kalsium oksalat berbentuk prisma. Pada tulang
daun terdapat pembuluh tipe kolateral, pada bagian bawah berkas pembuluh terdapat
beberapa lapis jaringan kolenkim, pada bagian bawah tulang daun terdapat 1 sampai 2
lapis jaringan kolenkim. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas dan epidermis
bawah berebtuk polygonal, dinding sedikit berombak, stomata tipe anomositik.
Serbuk berwarna hijau kotor keabu-abuan. Epidermis bawah dinding sedikit bergelom-
bang dengan stomata lebih banyak, berkas pembuluh xylem dengan penebalan tangga dan spiral.

C.Heteromorfisme

Cocor bebek memiliki perkembangan daun yang unik, saat masih muda cocor bebek hanya memiliki daun tunggal. Namun setelah tumbuhan ini tumbuh dewasa, daun tunggal digantikan perannya oleh daun majemuk menjari berbilang tiga, kadang juga di jumpai daun mejemuk berbilangan lima. Perubahan bentuk ini terjadi karena adanya gen yang mengatur pembentukan daun cocor bebek. Iklim tidak mempengaruhi perubahan bentuk daun, walaupun cocor bebek ditempatkan pada dua tempat yang jauh berbeda, perkembangan daunnya masih tetap sama (muda-tunggal, tua-majemuk). Jadi hal ini disebabkan oleh faktor genetis.

D.Keunikan Cocor Bebek

Cocor bebek memiliki keunikan pada daunnya, saat daun masih muda dia nampak seperti daun biasa yaitu tepi beringgit, tebal dan basah, bila daun semakin tua warnanya akan semakin hitam. Namun setelah daun ini dewasa / tua lama-kelamaan daun ini akan kehilangan suplai nutrisi dari tumbuhan induknya, dan kemudian akan membentuk tunas adventif. Tunas adventif atau tunas liar adalah tunas yang tidak tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh membentuk individu baru. Tunas yang tumbuh didaun disebut dengan tunas daun. Tunas tersebut dapat membentuk daun dan akar sehingga seperti tumbuhan kecil yang menempel pada tumbuhan.

E.Proses terbentuknya tunas daun.

Syarat terjadinya tunas daun, tumbuhan tersebut harus memiliki jaringan meristem pada tepi daunnya. Adanya jaringan meristem pada tepi daun tergantung pada gen tumbuhan tersebut. Saat daun sudah tidak mendapat suplai makanan dari induknya, dia akan tumbuh secara mandiri dengan membentuk tunas daun. Mula-mula daun melakukan imbibisi (menyerap air sebanyak-banyaknya), kemudian jaringan meristem yang ada di tepi daun aktif membelah, kearah bawah membentuk akar untuk mennyerap nutrisi , sedang kearah atas membentuk daun dan batang. Kemudian akan tumbuh menjadi individu baru, yang siap dipisahkan dari daun induknya.

Kamis, 04 Maret 2010

Logiskah Santet Itu ?

Sebelum anda dapat menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu saya akan memperkenalkan “hado” kepada anda. Untuk memahami “hado” ada 3 prinsip yaitu :
a) Frekuensi
Maksudnya adalah setiap benda yang diciptakan, mempunyai getaran tersendiri, tak terkecuali benda mati. Alam ini pun mempunyai getaran yang dapat kita rasakan.
b) Resonansi
Seperti halnya 2 garpu tala yang mempunyai frekensi yang sama. Bila garpu tala A1 digetarkan maka garpu tala A2 juga ikut bergetar. Begitu juga dengan kisah cinta manusia, jika kita sungguh-sungguh mencintai seseorang, kita harus memperkuat getaran cinta kita agar dia yang kita cintai dapat merasakan getaran cinta kita. Tapi bila orang yang kita harapkan untuk mencintai kita tidak mempunyai frekuensi cinta yang sama, alhasil cinta bertepuk sebelah tangan.
c) Kemiripan
Hal-hal yang kecil merupakan gambaran dari hal-hal yang besar. Misalnya elektron-elektron yang mengelilingi inti atom mirip dengan planet-planet yang mengelilingi matahari. Atau jangan-jangan sebenarnya tata surya itu mirip dengan atom-atom yang berkumpul membentuk suatu benda, dengan galaksi-galaksi sebagai atomya (hipotesa).
Di jepang “hado” sangat terkenal untuk teknik pengobatan. Di zaman dahulu, Nabi pun telah memanfaatkannya sebagai alternative pengobatan yaitu dengan membacakan doa pada segelas air dan meminumkannya pada penderita. Saat ini Masaru Emoto telah membuktikan kelogisan dari teknik “hado”, dengan mengadakan penelitian yang menggunakan media air. Dia mencoba memotret Kristal-kristal air, yang diberi perlakuan berbeda, yaitu dengan mengucapkan kata-kata positif atau negative, maka air akan merespon kata-kata ini. Bila diucapkan kata positif, maka air akan membentuk Kristal yang indah, begitu juga sebaliknya. Jadi kesimpulnnya jika kita menyalurkan energy negative atau positif pada makhluk(mati maupun hidup), maka makhluk tersebut akan menyalurkannya pada makhluk lain.

Jawaban Logis dari Santet


Biasanya santet dilakukan dengan menggunakan benda-benda milik orang yang akan disantet. Misalnya saja darah dan foto, darah dan foto adalah suatu benda, tentu saja benda ini memiliki frekuensi yang sama dengan pemiliknya, dan benda-beda ini merupakan cerminan dari pemiliknya. Sehingga bila ada seseorang yang mengirimkan energy negative pada benda-benda tersebut , energy ini akan beresonansi pada pemiliknya, yang menyebabkan Si pemilik merasakan energy negative tersebut.

Cerita unik lain tentang “Hado”
Darah merupakan cerminan kecil dari pemiliknya. Ada seorang dokter hebat yang dapat membaca kondisi pasiennya hanya dengan membaca kondisi darah pasien tersebut. Dan uniknya dia dapat melihat perubahan kondisi kesehatan pasiennya setelah 3 tahun pengambilan darah. Jadi seumpama 3 tahun yang lalu pasien menderita suatu penyakit, dan sekarang dia telah sembuh, dokter dapat membaca kondisi ini dari darah pasien. Tanpa melihat langsung pasien tersebut.
Ada seorang penduduk jepang yang melihat foto pendaki ternama, dan dia merasakan bahwa pendaki yang dilihatnya dalam foto telah mati. Beberapa hari kemudian, dia mendengar kabar bahwa pendaki ternama itu telah hilang beberapa hari daalm pendakian.

SARAN
Dalam diri kita tersimpan suatu energy positif dan negative, karna dari itulah kita harus menyalurkan energy positif (sifat-sifat terpuji) pada orang lain dengan memperbaiki hati kita.
Alam dapat tersenyum kepada kita, jika kita tersenyum pada alam.

Sumber bacaan :
Emoto,Masaru.2006.The Secret Love Of Water.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama